Jember – Fakultas Hukum Universitas Jember (FH UNEJ) menyelenggarakan “International Public Lecture ke – 8 dengan tema Pengantar Sejarah Post-Kolonial.” Acara yang sangat dinanti ini menampilkan beragam perspektif mengenai post-kolonialisme dan dampaknya pada masyarakat global, dengan Narasumber Peneliti Studi Sosial Indonesia berkewarganegaraan Belanda. Kegiatan dimulai dengan sambutan hangat dari Wakil Dekan I FH UNEJ I Gede Widhiana Suarda, yang menyampaikan antusiasmenya terhadap diskusi yang mendalam tersebut, Selasa (31/10/2023).
Salah satu poin utama dalam acara tersebut adalah paparan dari narasumber berpengetahuan luas, Artien Utrecht, yang mendalam pada konsep dasar post-kolonialisme. Paparan Artien memberikan pemahaman menyeluruh tentang dampak mendalam kolonialisme Barat, terutama oleh negara-negara Eropa, selama abad ke-18 hingga ke-20 terhadap berbagai aspek masyarakat global. Peserta sangat tertarik saat Utrecht menekankan bahwa dunia kontemporer kita tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa mengakui pengaruh sejarah kolonialisme dan imperialisme.
Dalam diskusi tentang post-kolonialisme, dibuat perbedaan mendasar antara pendekatan post-kolonial dan dekolonial. Pendekatan post-kolonial sering terkait dengan Asia dan Timur Tengah, terutama pada abad ke-19 dan ke-20. Teori post-kolonial memusatkan perhatian pada konsep-konsep penting seperti Orientalisme, Subaltern, dampak penindasan kolonial, dan pemeliharaan ideologi kolonial. Sementara itu, pendekatan dekolonial lebih sering dikaitkan dengan Amerika Selatan dan mengacu pada invasi dan penjajahan tanah pada abad ke-15 hingga ke-19, Teori Sistem Dunia, dan pandangan filosofis dari Sekolah Frankfurt. Dekolonialisme bertujuan untuk menemukan solusi terhadap penindasan dan membayangkan masa depan yang terbebas dari pengaruh kolonial.
Paparan tersebut juga menekankan peran penting yang dimainkan oleh Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955. Acara bersejarah ini berperan penting dalam membangun solidaritas antara negara-negara Asia dan Afrika yang telah mengalami pengalaman kolonial. Ini meningkatkan kesadaran akan pentingnya memahami dan mengatasi dampak kolonialisme.
Secara keseluruhan, teori post-kolonial dan dekolonial memberikan wawasan yang sangat berharga dalam memahami sejarah, identitas, dan perjuangan masyarakat pasca-kolonial di tengah warisan kolonial yang masih berpengaruh hingga saat ini. Teori ini mengajak kita untuk merenungkan peran sejarah dalam membentuk dunia kita dan pentingnya membangun masa depan yang lebih adil dan setara.
Kegiatan tersebut menjadi bukti komitmen FH UNEJ dalam mempromosikan diskusi yang informatif dan menciptakan platform untuk menjelajahi kompleksitas post-kolonialisme. Paparan yang memikat dan diskusi yang merangsang memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak berkelanjutan kolonialisme dan jalan menuju dunia yang lebih adil. Acara ini dimoderatori dengan efektif oleh Rian Adhivira Prabowo, yang semakin memperkaya pengalaman para peserta.