Pada hari ini, Senin 13 April 2023, FH UNEJ mengadakan acara Ramadhanfest dengan menghadirkan KH. Farmadi Hasyim sebagai penceramah. Acara tersebut dihadiri oleh Dosen, Tenaga kependidikan dan mahasiswa FH UNEJ dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadhan.
Ramadhan Fest ini merupakan penyelenggaraan yang ke-3 di bulan suci Ramadan, selama 3 tahun terakhir. Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti khataman Alquran, musik religi, bazar Ramadan, santunan anak yatim, lomba cover lagu religi, dan MTQ. Puncak acara dilaksanakan pada hari ini dengan siraman rohani yang dipimpin oleh Kyai Haji Farmadi Hasyim.
Dalam sambutannya, Dekan FH UNEJ, Bayu Dwi Anggono, mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan keilmuan agama dan nilai integritas di kalangan keluarga besar FH UNEJ, baik itu dosen mahasiswa dan tenaga pendidik. “Kita ingin memupuk nilai integritas pada lulusan kita, salah satunya melalui internalisasi nilai-nilai agama,” ujarnya.
Selain itu, Ramadhan Fest juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara dosen, mahasiswa, alumni, dan institusi. “Majunya satu lembaga tidak bisa lepas dari persatuan gotong royong dan prinsip saling percaya satu sama lain,” tambahnya.
Acara ini juga diisi dengan santunan anak yatim yang di inisiasi oleh pengurus Dharma Wanita FH UNEJ, sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap saudara-saudara kita yang membutuhkan perhatian. “Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua dan bagi bangsa dan negara,” tutup Bayu Dwi Anggono.
Dalam ceramahnya, KH. Farmadi Hasyim mengajak para peserta untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan selama bulan Ramadhan serta berbagai kiat dalam memperkokoh persaudaraan umat Islam. Acara Ramadhanfest ini merupakan rangkaian kegiatan keagamaan yang diadakan oleh FH UNEJ dalam rangka mengenang bulan suci Ramadhan.
Ia mengisahkan sebuah cerita inspiratif tentang sebuah keluarga sholeh dan miskin pada zaman Bani Israil yang memiliki satu harta berupa anak sapi. Sang suami yang sholeh merasa akan segera wafat dan menitipkan sapi tersebut kepada Allah. “Anak sapi tersebut kemudian diberikan kepada sang anak yang sholeh, dan diuji kesabarannya dalam menjaga harta warisan tersebut,” Ujar Wakil Ketua LDNU Jawa Timur tersebut.
lanjut Kyai, meski ditawari harga tinggi untuk menjual sapi tersebut, sang anak berhasil melewati ujian tersebut dan ibunya percaya bahwa pesan malaikat untuk tidak menjual sapi tersebut adalah pesan dari Allah. Hingga akhirnya sapi tersebut ditukar dengan emas yang beratnya sama dengan berat sapi tersebut. cerita dalam surat albaqorah ini sebenarnya mengisahkan sebuah cerita dalam surah al-Baqarah yang artinya Sapi Betina sebab di dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil. Kisah ini mengajarkan nilai-nilai kesetiaan pada orang tua dan kepercayaan pada Allah.